Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apakah Jodoh Sudah Ada Yang Mengatur

Beberapa waktu yang lalu saya menghadiri reuni dan silaturahmi dengan teman-teman lama. Kaget juga sudah lama tidak bertemu dengan mereka. Ada yang sudah menikah dan mempunyai anak, ada yang mengajak calon pendamping, tetapi ada juga yang ngenes datang sendirian, termasuk saya. Tapi tidak apa-apa, yang penting ketemu sama teman lama. Menceritakan kembali kenangan masa lalu. Saling bercanda bersama dan menanyakan kabar.

apakah jodoh sudah ada yang mengatur

Saat ngobrol ada yang bercerita tentang rencana pernikahan, namun ada juga yang nyindir, kapan nikahnya? 

Siapapun akan mati kutu nih saat ditanya hal seperti itu. Sambil bercanda saya menjawab "sebenarnya saya sudah menyiapkan undangan dan tempat acara, tapi lupa menyiapkan siapa calon mempelai wanitanya, hehehe". Namun ada juga yang menjawab dengan entengnya, "Tenang, jodoh itu sudah ada yang mengatur. Kalo sudah jodoh gak akan kemana koq".

Sejenak saya berpikir, apa memang benar pernyataan itu?

Jodoh adalah  sebuah pertanyaan yang akan selalu mengikuti setiap orang sampai kapanpun termasuk saya. Seakan tiada habisnya membicarakan masalah ini. Apakah jodoh adalah murni takdir tuhan yang tiada hubungannya dengan usaha manusia atau seratus persen  merupakan usaha manusia dan tidak ada hubungannya dengan kehendankNya? Ataukah kedua-duanya berperan?

Bahwa jodoh berkaitan dengan takdir adalah benar. Kita pada dasarnya sudah ditakdirkan oleh-Nya memiliki jodoh masing-masing adalah hal yang harus kita yakini. 

Tapi yang menjadi persoalan adalah siapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi jodoh kita? Inilah yang menjadi sebuah pertanyaan.

Jika kita membicarakan kehendakNya maka pada dasarnya ada dua yaitu:
  • Apa yang dikehendaki Allah “kepada” kita, dan 
  • Apa yang dikehendaki Allah “dari” kita.

Apa yang dikehendaki Allah “kepada” kita.

Apa yang dikehendaki Allah “kepada” kita adalah sebuah rahasia Allah, biasanya disebut takdir. 

Kita tidak diberi tahu sebelum hal itu terjadi. Siapa jodoh saya? Kapan saya meninggal? Kenapa saya lahir di sini? Semua itu adalah mutlak rahasia Nya. 

Memikirkan dan mempertanyakannya tidak ada manfaatnya sama sekali, bahkan bisa jadi akan melahirkan kesulitan.

Apa yang dikehendaki Allah “dari” kita.

Tugas kita sebagai makhlukNya adalah memikirkan dan melaksanakan kehendak Allah yang kedua, yaitu apa yang dikehendaki Allah dari kita. 

Biasanya ini ada kaitannya dengan usaha manusia. Inilah tugas kita sebagai makhluk.

Allah menghendaki kita untuk beribadah dan berusaha. Termasuk dalam hal jodoh, Allah menghendaki kita agar berusaha mencari dan menemukan jodoh masing-masing. Sebelum mendapatkannya, kita tidak tahu pasti siapa jodoh kita.

Untuk mengetahui siapa jodoh kita, maka kita dituntut melakukan usaha dan berdoa. 

Jodoh adalah takdir yang sekaligus berkaitan dengan peran-Nya dan usaha manusia. Sehingga kunci dalam menemukan jodoh adalah usaha, pasrah dan do’a harus terus mengiringi kita dalam menemukan jodoh tersebut. 

Ternyata inilah yang akan dinilai oleh Allah.

Dengan demikian hasil dari proses tersebut akan kita pandang sebagai “yang terbaik”. Hati kitapun akan ikhlas menerima sehingga tidak ada istilah sakit hati, patah hati. Untuk mengetahui, tepatnya menebak siapa jodoh, maka sangat ditentukan oleh bagaimana kita mengetahui siapa diri kita.

Sangat sulit menebak siapa jodohnya bagi orang yang belum mengenal dirinya. 

Oleh karena itu orang yang sudah faham siapa dirinya akan mudah menemukan jodohnya. Jadi usaha yang harus kita lakukan pertama kali agar mendapatkan jodoh “terbaik” adalah “memperbaiki diri”.

Sesuai dengan janji Allah:

Laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik dan perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik pula".

Jika sudah begitu siapa jodoh kita? 

Tidak begitu masalah karena memang kita tidak pernah tahu siapa sosok yang telah dipilih oleh-Nya untuk mendampingi kita. 

Yang menjadi masalah adalah penerimaan kita kepada sosok yang menjadi jodoh kita tersebut.

Apakah hati kita menerimanya dengan ikhlas, kemudian mensyukurinya dengan prasangka baik kepada Allah atau sebaliknya.

Mungkin kelak jodoh kita bukanlah sosok yang selama ini menjadi dambaan dan pujaan hati. 

Mungkin jodoh kita bukanlah pacar kita saat ini. Tapi pernahkah kita membayangkan bahwa ternyata dia adalah sosok manusia terbaik yang Allah anugerahkan kepada kita.

Boleh jadi kita membenci sesuatu padahal ia amat baik bagi kita. Juga boleh jadi kita mencintai sesuatu padahal ia amat buruk buruk bagi kita. Hanya Dia lah yang maha tahu".

Post a Comment for "Apakah Jodoh Sudah Ada Yang Mengatur"